PONTIANAK, KB1 – Dalam pertanian modern, berbagai macam teknologi telah diterapkan yang tujuannya tak lain adalah meningkatkan hasil pertanian itu sendiri baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Satu diantara penerapan teknologi dalam bidang pertanian adalah proses mekanisasi, atau men-stubtitusi aktifitas-aktifitas manual menjadi pekerjaan menggunakan mesin. Mekanisasi pertanian yang paling sering dijumpai adalah penggunaan traktor untuk membajak sawah dan mesin perontok untuk memisahkan bulir padi, sebab pada pertanian konvensional dua proses tadi masih menggunakan tenaga manusia sebagai pelaku utamanya. Menurut pakar pertanian Fapreta Untan, Dr Iwan Sasli, Mekanisasi pertanian sangat penting dilakukan sebab manfaatnya sangat luas.
“Manfaat mekanisasi dalam pertanian yang paling merasakannya adalah para petani, sebab pekerjaan-pekerjaan bertani menjadi lebih ringkas dan ringan, dengan begitu mereka bisa memperluas area tanam, punya waktu lebih untuk melakukan hal-hal lain sehingga bisa dikatakan akan meningkatkan kualitas pertanian secara global,” paparnya.
Mekanisasi pertanian di Indonesia memang belum secanggih pertanian di negara-negara maju, selain kendala biaya, hal ini juga disebabkan oleh masih rendahnya sumber daya manusia para petani di Indonesia yang umumnya belum terlalu bisa menerima teknologi.
“Untuk melakukan mekanisasi ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah kesiapan para petaninya, nah kalau kita di Indonesia ini kan belum semua petani siap dengan mekanisasi, banyak kasus dimana saat mereka mendapat bantuan alat pertanian malah tidak mengerti menggunakannya, walaupun sosialisasi dan pelatihan sudah dilakukan, maka dari itu sebelum menerapkan sebuah kebijakan harus melalui perhitungan yang matang,” pungkasnya (tan/06).
Artikel ini telah dibaca 1706 kali