KalbarOke.Com – Angka terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat menunjukkan sebuah potret yang perlu menjadi perhatian serius: sebanyak 121,79 ribu jiwa penduduk usia dewasa di Kalimantan Barat masih berstatus pengangguran per Februari 2025.
Jumlah ini, yang merupakan refleksi dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,23 persen, menyoroti tantangan besar dalam penyerapan tenaga kerja di Bumi Khatulistiwa.
Meskipun TPT Kalimantan Barat tergolong moderat di angka 4,23 persen, kenaikan tipis sebesar 0,03 persen poin dibandingkan Februari 2024 patut menjadi lampu kuning.
Kenaikan ini mengindikasikan bahwa laju penciptaan lapangan kerja belum mampu sepenuhnya mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja, terutama di kalangan usia produktif.
Data Februari 2025 menunjukkan ada 121,79 ribu orang dari angkatan kerja kita yang belum memiliki pekerjaan, data ini adalah interpretasi dari TPT 4,23% dari total angkatan kerja Kalbar.
Angka ini mencakup mereka yang secara aktif mencari pekerjaan, siap bekerja namun belum menemukan, atau mereka yang sebenarnya memiliki pekerjaan namun statusnya tidak sesuai dengan keinginan mereka (misalnya bekerja paruh waktu namun ingin penuh waktu).
Analisis lebih lanjut dari data BPS seringkali menunjukkan bahwa kelompok usia muda dan lulusan tertentu, terutama SMK dan universitas, kerap menghadapi tantangan lebih besar dalam memasuki pasar kerja.
Meskipun memiliki bekal pendidikan formal, kesenjangan antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan industri masih menjadi persoalan klasik.
Pertanian, sebagai sektor dominan di Kalbar, memang menyerap banyak tenaga kerja. Namun, jenis pekerjaan di sektor ini seringkali belum sepenuhnya mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi bagi para pekerja muda yang memiliki ekspektasi lebih.
Jumlah ratusan ribu penganggur dewasa ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah, sektor swasta, dan juga institusi pendidikan.
Pertanyaan besar yang muncul adalah: bagaimana Kalbar dapat mengoptimalkan potensi sumber daya manusia mudanya agar tidak terjebak dalam lingkaran pengangguran?
Harapan tertumpu pada strategi jangka panjang yang lebih adaptif, pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar, serta inovasi yang dapat membuka sektor-sektor baru yang belum tergarap.
Tanpa upaya serius dan kolaboratif, jumlah 121,79 ribu orang dewasa yang menganggur ini berpotensi menjadi bom waktu sosial dan ekonomi bagi Kalimantan Barat. (Aw/01)
Artikel ini telah dibaca 47 kali