PONTIANAK, KB1- Bayangkan jika kita dapat menghemat 1 Ton kertas daur ulang, maka kita dapat menghemat 17 pohon, 380 galon minyak, 3 kubik lahan, 4000KWH energi dan 7000galon air. Relawan WWF Indonesia, Maria Theresia mengatakan banyak yang dapat dihemat jika masyarakat sadar akan upaya menghemat kertas dengan daur ulang.
“Masyarakat hanya perlu pengetahuan serta kemauan dalam merubah kebiasaan menebang pohon dengan semaunya. Ini yang harus disosialisasikan terus,” ungkap Maria Theresia.
Berbagai cara perlu dilakukan untuk menjaga bumi tetap lestari. Upaya tersebut ternyata bisa dilakukan dari hal yang sederhana seperti menanam pohon di halaman rumah atau di ruang-ruang kosong. Selain menyejukkan, pohon-pohon yang rindang bisa mengurangi emisi karbon di udara.
“Jika setiap rumah bisa ditanami pohon, tentu lingkungan kita akan menjadi hijau. Suasanya jadi adem,” jelasnya.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah atau limbah sembarangan. Untuk mengurangi penggunaan plastik atau botol Theresia punya cara jitu. “Saya selalu bawa ransel atau tas kain kemana-mana. Kalau belanja saya nggak mau pakai kantong plastik. Barang belanjaan saya bawa pakai tas kain saja,” ujarnya.
Usaha ini, kata Maria, dapat mengurangi penggunaan kantong plastik. “Coba bayangkan jika semua orang pakai tas sendiri saat berbelanja. Berapa ribu kantong plastik yang bisa kita kurangi penggunaannya,” katanya.
Tentu saja mengubah perilaku masyarakat bukan hal mudah. Namun upaya ini harus terus dilakukan. Maria Theresia memilih melakukan pendekatan pada orang-orang di sekitarnya. Saat arisan keluarga misalnya, Maria kerap menyisipkan “kampanye” agar sanak saudaranya mau menanam pohon atau mengurangi penggunaan plastik.
“Saya sering katakan pada mereka, ayo dong, ikut yang positif! Kita tanam pohon di depan rumah, biar adem, pelan banyak juga yang kemudian sadar dan mau tanam pohon,” katanya.
Dukungan untuk tetap melestarikan hutan juga dikatakan Gubernur Kalbar, Cornelis terutama terhadap menjaga pohon agar tidak sembarang menebang pohon.
“Saya yakin masyarakat Kalbar khususnya mereka yang dekat dengan hutan sudah saatnya untuk menjaga pohon agar tidak sembarangan menebang pohon,” jelasnya.
Apalagi, dikatakan orang nomor satu di Kalbar ini bahwa hutan di kawasan Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang menjadi harapan seluruh bangsa didunia untuk selalu menjaga ekosistem hutan.
“Apalagi masyarakat pedalaman dan perbatasan, saat ini sudah banyak yang memahami akan pentingnya pohon, menjaga tidak saja tugas pemerintah, masyarakat juga perlu untuk menjaga kelestarian hutan,” kata Cornelis.
Karena jika masyarakat tidak dapat menjaga ekosistem hutan maka yang terjadi adalah perubahan iklim yang tidak menentu seperti saat ini. Di sejumlah tempat terjadi musim kemarau yang panjang sementara sebagian lain mengalami musim hujan. (Dina Prihatini Wardoyo)
Artikel ini telah dibaca 1468 kali