Kubu Raya – Kalimantan Barat tidak saja menjadi Provinsi teratas di Indonesia dalam angka perkawinan muda, tapi juga dalam hal perceraian usia dini. Lama usia sekolah di Kalimantan Barat yang menurut data statistik hanya 6,7 Tahun, menjadi faktor ketiga pelengkap sulitnya mengentaskan kemiskinan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya, Titus Nursiwan, mengungkapkan cukup banyak anak-anak remaja yang tidak bersekolah dan di usia belia sudah memiliki anak.
“Angka pernikahan yang tidak dikehendaki itu cukup tinggi. Isu-isu kependudukan seperti angka kelahiran di usia 15-19 Tahun sangat tinggi, di mana pada usia sekolah kaum muda justru banyak yang sudah menikah akibat hamil duluan,” ujar Titus saat membuka kegiatan Workshop Pengintegrasian Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di Kantor Bupati Kubu Raya, Jumat (30/11) Siang.
Titus mengungkapkan fakta memprihatinkan lainnya, yakni angka kematian anak dan ibu melahirkan terbilang tinggi. Padahal, di era kemajuan teknologi dan informasi saat ini seharusnya sudah tidak ada lagi kasus kematian ibu melahirkan dan anak. Bahkan satu saja kasus kematian ibu melahirkan dan anak sudah bisa menjadikan status Kondisi Luar Biasa (KLB) pada daerah bersangkutan.
Karena itu, lanjut dia, perlunya upaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perencanaan kehidupan keluarga. Dengan demikian akan terwujud keluarga dan masyarakat yang berkualitas.
“Kami pernah menemukan pasangan yang memiliki 21 anak, namun 17 di antaranya meninggal dunia. Sehingga hanya tersisa empat anak. Di daerah lainnya pernah juga kami dapati seorang ibu berusia 35 tahun yang memiliki 12 anak. Inilah mengapa kita perlu terus meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perencanaan kehidupan keluarga. Sehingga akan tercapai keluarga dan masyarakat yang berkualitas,” jelasnya. (Ata)
Artikel ini telah dibaca 1538 kali