Transformasi Sektor ESDM Ciptakan 276 Ribu Lapangan Kerja dan Dongkrak Investasi Rp183 Triliun

Kebijakan pro-rakyat di sektor ESDM mulai menunjukkan hasil nyata. Di bawah arahan Presiden Prabowo, Kementerian ESDM sukses menciptakan 276 ribu lapangan kerja baru. Foto: Kementerian ESDM

KalbarOke.com – Kebijakan pro-rakyat di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menunjukkan hasil konkret dalam setahun terakhir. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur energi, tetapi juga memastikan proyek-proyek tersebut memberikan dampak sosial dan ekonomi langsung bagi masyarakat.

Program ESDM kini dirancang untuk meningkatkan keterampilan, memperluas lapangan kerja, dan memberdayakan pelaku lokal—mulai dari UMKM, koperasi, hingga BUMD. Langkah strategis ini juga dilakukan dengan menempatkan proyek-proyek energi di luar pusat industri agar manfaat pembangunan tersebar merata hingga pelosok desa.

“Transformasi ini tidak hanya berdampak pada perubahan struktur ekonomi, tetapi juga perbaikan mutu manusia sebagai subjek pembangunan,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Jakarta, Selasa (21/10) kemarin.

Bahlil menjelaskan bahwa Kementerian ESDM telah memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada puluhan ribu tenaga kerja sektor energi dan pertambangan guna mempersiapkan generasi muda menghadapi kebutuhan industri masa depan.

Dari program tersebut, tercipta lebih dari 276.000 peluang kerja baru yang tersebar di berbagai proyek hilirisasi energi dan pertambangan.

Baca :  Hanya Sehari! Kemenkum Terbitkan SK Baru PSI, Raja Juli Sebut Momentum Kebangkitan Partai

“Program ESDM membuat ibu-ibu bisa menjahit hingga malam, anak-anak belajar dengan cahaya terang, dan nelayan hasil tangkapannya lebih awet,” tambah Bahlil, menggambarkan dampak langsung pembangunan energi di masyarakat.

Dampak Fiskal dan Investasi Positif

Selain menciptakan lapangan kerja, transformasi sektor ESDM juga menunjukkan hasil nyata di sisi fiskal dan investasi.

Data Kementerian ESDM mencatat, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga semester I tahun 2025 telah mencapai Rp183,3 triliun atau 71,99% dari target tahunan.

Pendapatan ini didominasi oleh kontribusi subsektor mineral dan batubara sebesar Rp100,2 triliun, serta subsektor minyak dan gas bumi sebesar Rp73,3 triliun.

Sementara itu, realisasi investasi sektor ESDM hingga Agustus 2025 mencapai USD17,20 miliar (Rp271,76 triliun), meningkat 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang tercatat USD15,85 miliar (Rp250,43 triliun).

Investasi terbesar datang dari sektor migas USD10,22 miliar (Rp161,48 triliun) dan minerba USD3,80 miliar (Rp60,04 triliun), menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap arah kebijakan pemerintah.

Baca :  Tembok Penahan Tanah Ambruk Timpa Bangunan Pesantren

Arah Tegas Presiden Prabowo

Bahlil menegaskan, capaian positif ini tidak lepas dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya hilirisasi dan kemandirian energi nasional.

“Presiden Prabowo telah memandu dengan tepat dan tegas arah baru kebijakan sektor ESDM sesuai amanat konstitusi. Ini langkah nyata untuk menghindari kutukan sumber daya alam,” tegas Bahlil.

Menurutnya, keberhasilan sektor ESDM membawa dua sinyal penting: kelanjutan proyek hilirisasi nasional dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap kebijakan ekonomi Indonesia.

Dengan semakin banyak produk bernilai tambah yang dihasilkan di dalam negeri, potensi untuk memperluas basis pajak dan meningkatkan pendapatan daerah semakin terbuka lebar.

Transformasi sektor ESDM menjadi bukti nyata bahwa energi tidak hanya menjadi sumber pendapatan negara, tetapi juga motor penggerak pemerataan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. (*/)