PONTIANAK, KB1- Aktivis Solmadapar melakukan aksi di Bundaran Digulis Untan, Pontianak(10/11). Dalam aksi ini mereka menggugat rencana pemerintah untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dituding tidak pro terhadap rakyat Kalbar.
Koordinator aksi, Bagus menyebutkan dengan adanya naiknya BBM berdampak pada ketidakstabilan kebutuhan pokok. Padahal di lain pihak harga minyak dunia turun dan pemerintah sudah menjalin kerja sama dengan Angola, untuk masalah perminyakan.
“Hasil kerjasama itu konon katanya negara bisa menghemat BBM Rp15 triliun per tahun,” tuturnya, kepada kalbarsatu.com.
Dalam kegiatan aksi kali ini, selain menyuarakan penolakan BBM, aktivis mahasiswa ini juga melakukan aksi jalan mundur dari Bundaran Digulis hingga kantor DPRD Kalbar.
“Kami melakukan aksi jalan mundur menuju kantor DPRD dan pulangnya mendorong motor, pura-pura mogok,” kata Bagus.
Aksi tersebut menggambarkan bahwa Kalbar yang tidak ada kemajuan dri segi pembangunan adanya dampak kenaikan BBM.
Di luar tuntutan tersebut, menurut Bagus, para aktivis sengaja berjalan menuju ke DPRD adalah untuk bisa memperjuangkan kesejahteraan TKI yang merupakan pahlawan devisa serta menuntut para anggota dewan baru bisa membuat dan mengontrol kebijakan pro rakyat.
Ia berharap kepada pemerintah seharusnya jangan tergesa-gesa dalam melancarkan program Kartu Indonesia Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.
“Uji dulu, baru program itu diluncurkan,” tuturnya. (cc/01)
Artikel ini telah dibaca 1546 kali