Angka Kelahiran remaja Di Kalbar Mengkhawatirkan

PONTIANAK, KB1-Angka kelahiran para remaja perempuan berusia 15 sampai 19 tahun sangat mengkhawatirkan karena cenderung meningkat. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kelahiran pada kalangan remaja puteri di Indonesia sekitar 48 per seribu perempuan usia 15 hingga 19 tahun.
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN Pusat, Sudibyo Alimoeso menyatakan
di Kalimantan Barat, angka tersebut mencapai 104 perseribu remaja perempuan usia 15-19 tahun atau melebihi rata-rata nasional. “Diharapkan angka ini dapat diturunkan menjadi 46 per seribu perempuan usia 15-19 tahun,” ungkapnya usai pembukaan rakerda Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga Tahun 2015 BKKBN Provinsi Kalbar di Hotel Kapuas Palace.
Menurutnya salah satu upaya dengan program remaja Kalbar Bisa (#kalbarbisa), dimana program ini untuk mengajak remaja menolak triad KRR yaitu menolak seks bebas, mencegah HIV/AIDS dan mencegah penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.
“Menurunkan angka kelahiran remaja ini merupakan salah satu agenda dari program prioritas pembangunan yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,” katanya.
Sementara itu Gubernur Kalbar, Cornelis mengatakan provinsi itu memiliki permasalahan pertumbuhan penduduk. Saat ini banyak penduduk Kalbar yang terpaksa menikah muda. Mereka terjerumus pergaulan bebas sehingga mengakibatkan kehamilan. “Ini akibat internet, pergaulan bebas. Kemudian juga berpengaruh terhadap penggunaan obat-obatan terlarang,” katanya.
Gubernur menambahkan permasalahan yang harus diperhatikan diantaranya keluar masuk penduduk tanpa kontrol. Penduduk dari Jawa yang datang ke Kalbar tanpa melapor. Mereka pun menetap dan melahirkan di Kalbar. “Mereka tak ikut keluarga berencana. Tak mengendalikan kelahiran. Usia 15 tahun sudah menikah dan punya anak,” kata Cornelis. Cornelis menuturkan pengendalian penduduk ini, termasuk mereka yang menikah di usia muda ini sangat penting dilakukan. Jika dibiarkan, mereka dapat menjadi beban negara. Bahkan, dapat berdampak pada tindak kriminalitas.
Sekretaris Kantor Perwakilan BKKBN Kalbar, Muslimat mengatakan perlu dukungan semua pihak dalam melaksanakan program kependudukan. Pihaknya pun menggelar rapat kerja daerah agar program-program itu dapat diimplementasikan. “Prinsip kemitraan, kerjasama dengan mitra kerja merupakan kunci keberhasilan yang utama,” pungkas Muslimat.(dik/06)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1713 kali