Herman, Tatung Yang Merasa Tidur Saat Beraksi

Herman, Tatung muda saat beraksi di atas tandu menginjak pedang tajam di Festival Cap Go Meh, Kubu Raya. Foto Septa Haryati

Kubu Raya – Tatung dalam bahasa Hakka berarti orang yang dirasuki roh Dewa atau leluhur. Raga tubuh orang tersebut dijadikan media komunikasi perantara roh leluhur atau Dewa dengan orang yang masih hidup di dunia. Dengan menggunakan mantra dan mudra tertentu roh dewa dipanggil ke altar kemudian memasuki raga orang tersebut.

Para Dewa atau roh leluhur biasa dipanggil dengan kepentingan tertentu, misalnya untuk melakukan kegiatan pengobatan atau meminta nasehat. Kebanyakan para roh Dewa dipanggil untuk kegiatan yang berhubungan kepercayaan taoisme , antara lain pengobatan, pengusiran roh jahat, pembuatan hu ,dan lain-lain. Setelah kegiatan yang dilakukan selesai, roh akan meninggalkan tubuh orang tersebut.

Di negara asalnya Tiongkok, tradisi Tatung sudah punah, sementara Daerah-daerah di Indonesia yang masih menjaga tradisi ini adalah Kalimantan Barat dan Bangka Belitung.

Herman, Ia adalah salah seorang Tatung yang masih cukup muda berusia 35 tahun. Yang tampil di Festival Cap Go Meh Kubu Raya, Selasa (19/2) siang tadi. Herman mengaku belajar keahlian berperan menjadi Tatung secara turun temurun dari orang tuanya terdahulu.

“Saya sudah generasi ke enam dalam keluarga dari Nenek. Sebelum beraksi banyak yang harus Kita patuhi, sepert berpuasa selama 15 hari , tidak mengonsumsi makanan yang berbau amis dan tidak melakukan hubungan badan,” ujar Herman saat diajak berbincang Kalbaroke.com usai beraksi di Desa Parit Baru.

Herman juga mengaku sudah belasan tahun menjadi seorang Tatung. Beberapa keahlian kekebalan sudah pernah Ia coba di momen momen Cap Go Meh.

“Seperti berdiri di atas tandu dengan menginjak parang atau benda tajam. Ketika beraksi Saya kayak lagi tidur, jadi gak sadar dengan apa yang saya perbuat,” jelas Herman.

Menurut Herman jika ingin menjadi seorang Tatung tak juga mesti mendapat keahliannya dari garis keturunan. Ia mengatakan banyak juga Tatung yang ada di Kalbar ini belajar dan menuntut sendiri keahlian tersebut walau tanpa ada keturunan yang pernah menjadi Tatung. (Ata)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 3296 kali