Indeks

Kampus Mesti Adaptif Hadapi Bonus Demografi dan Tantangan Ekonomi

Ilustrasi kampus didorong adaptif dan kolaboratif dalam menjawab tantangan bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi.

KalbarOke.com — Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Hal ini disampaikan saat kunjungannya ke Universitas Negeri Manado (Unima), Sulawesi Utara, Kamis 17 Juli 2025.

Dalam paparannya, Wamen Fauzan menekankan perguruan tinggi memainkan peran vital dalam memanfaatkan momentum bonus demografi dan mengatasi tantangan ekonomi Indonesia yang tengah melambat.

Saat ini, penduduk usia produktif di Indonesia mencapai 69,68 persen dari total populasi (data Kemendagri 2024), namun pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I-2025 tercatat hanya 4,87 persen, lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya.

“Kampus harus keluar dari pola generik. Kita butuh spesifikasi kompetensi yang sesuai dengan dinamika sosial dan ekonomi lokal maupun global,” ujar Wamen Fauzan.

Ia juga menyoroti pentingnya riset dan pengabdian masyarakat yang tidak berhenti pada publikasi ilmiah semata, tetapi mampu masuk ke tahap hilirisasi, sehingga inovasi kampus dapat berdampak langsung bagi masyarakat, sesuai visi besar Presiden dan Wakil Presiden dalam Asta Cita.

Beberapa isu strategis yang bisa digarap kampus antara lain: pengentasan stunting, penguatan ketahanan pangan, saintifikasi pertanian, dan program pendampingan berbasis data lokal.

Rektor Unima, Joseph Philip Kambey, menyambut baik dorongan tersebut. Ia menyampaikan bahwa Unima telah menjadikan sebagian lahannya sebagai kawasan teknosaintek untuk mendukung ketahanan pangan dan riset inovatif.

“Kami berupaya agar Unima bisa menjadi penggerak solusi strategis nasional dari Sulawesi Utara,” jelas Rektor Joseph.

Fauzan juga mengusulkan pembentukan konsorsium perguruan tinggi yang bekerja sama dengan kepala daerah dalam menjalankan program terintegrasi. Pendekatan ini sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan Tinggi, Brian Yuliarto, yakni membangun Diktisaintek Berdampak — perguruan tinggi yang menjawab kebutuhan nyata masyarakat.

“Inilah saatnya kampus menjadi motor utama pembangunan sosial dan ekonomi berbasis inovasi. Kita harus bergerak bersama,” pungkas Wamen Fauzan.

Kunjungan ini menjadi titik awal untuk memperkuat sinergi antara dunia pendidikan tinggi, pemerintah daerah, dan dunia usaha, demi mencetak generasi unggul dengan kompetensi spesifik yang dibutuhkan zaman. (*/)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 30 kali

Exit mobile version