Kubu Raya Diharap Jadi Model Percepatan Pembangunan Desa

Foto bersama usai Lokalatih Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Angkatan II Desa Peduli Gambut, di Hotel Harris Pontianak, Senin (4/3). Foto IST

Pontianak – Ditemui usai mengikuti kegiatan Lokalatih Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Angkatan II Desa Peduli Gambut, di Hotel Harris Pontianak, Senin (4/3) pagi, Dinamisator Badan Restorasi Gambut (BRG) Kalimantan Barat, Hermawansyah, mengatakan pihaknya sejak tahun 2017 telah meluncurkan program Desa Peduli Gambut.

Program tersebut merupakan kerangka penyelaras yang diorientasikan untuk mendorong percepatan pembangunan Desa. Hermawansyah mengatakan BRG menyadari Desa-desa yang masuk dalam wilayah peta indikatif restorasi atau yang mengalami kebakaran hebat pada beberapa tahun lalu sebagian besar berstatus sangat tertinggal.

“Karena itu BRG melalui program Desa Peduli Gambut ingin berkontribusi agar melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini juga bisa mendorong peningkatan status Indeks Desa Membangun. Harapannya Desa-desa yang didampingi itu dapat terpenuhi indikator-indikator baik dari sektor ketahanan lingkungan, ketahanan ekonomi, maupun ketahanan sosial,” ujarnya.

Baca :  Pelantikan Pengurus Pontipreneur Masa Bakti 2023-2025

Menurut Hermawansyah program Desa Peduli Gambut punya pendekatan komprehensif. Cukup banyak kegiatan yang dilaksanakan, di antaranya pelatihan pengembangan BUMDes Desa Peduli Gambut. Dirinya mengungkapkan BRG mempunyai tugas merestorasi seluas 2,49 juta hektar lahan gambut di tujuh Provinsi target, termasuk di Kalimantan Barat. Untuk Kalimantan Barat, sejak tahun 2017 hingga kini BRG telah sudah mendamping sekitar 39 Desa. Yakni 10 Desa di Kayong Utara, 11 Desa di Kubu Raya, 8 Desa di Mempawah, dan 10 Desa di Sambas.

Baca :  Pelantikan Pengurus Pontipreneur Masa Bakti 2023-2025

Hermawansyah pun berharap Kabupaten Kubu Raya dapat menjadi model percepatan pembangunan Desa. Hal itu juga bisa mendorong upaya penyelamatan ekosistem gambut dan pelestarian lingkungan. Terkait hal itu pihaknya kerap melakukan pelatihan di tingkat masyarakat dan pendampingan Petani. Dari sana diharapkan muncul komoditas-komoditas unggulan.

“Misalnya di Kubu Raya potensial Nanas. Bagaimana bisa berkembang menjadi komoditas yang bisa masuk ke pasaran. Begitu pula dengan produk-produk turunannya seperti selai, keripik, dan sebagainya,” jelasnya. (Ata)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1438 kali