Mario Teguh : Jangan Batasi Agama Besar dengan Istilah yang Sempit

Motivator Nasional, Mario Teguh bersama istrinya. Foto IST..

Jakarta – Jangan membatasi agama yang besar dengan istilah istilah yang sempit. Demikian dikatakan Mario Teguh saat menjadi narasumber di program talkshow Satu Jam Lebih Dekat di TV One, Jakarta.

Mario Teguh adalah seorang yang kondang sebagai Motivator. Program Mario Teguh Golden Ways-nya di salah satu TV nasional beberapa tahun lalu sempat menjadi salah satu program favorit masyarakat Indonesia.

Saat menjadi Narasumber di program Talkshow, Mario mengatakan banyak sekali orang yang bertanya, apakah saya Muslim atau non Muslim.

“Mungkin karena bicara Saya yang tidak lazimnya seorang yang beragama Islam. Tampil sebagai pribadi yang profesional, mungkin saya dicurigai tidak beragama Islam dari awal,” kata Mario dalam wawancaranya.

Pemilik nama asli Sis Maryono Teguh yang lahir di Makassar ini bahkan mengaku bahwa dirinya adalah Muslim dari lahir dan merupakan poros tengah antara Muhammadiyah dan NU.

“Saya Muslim sejak kelahiran. Ibu saya dari Ujung Pandang Bugis Arab (organisasi) Muhammadiyah. Ayah saya Jawa campuran Cina sedikut (organisasi) NU. Jadi anaknya ni poros tengah,” ujarnya sembari tersenyum ringan.

Oleh karena itu, dikatakan Mario juga bahwa dirinya merasa terundang untuk menyampakan kepada sahabat sahabatnya yang Muslim dan Muslimah, untuk tampil se-universal mungkin.

Menurut Mario mengapa kita harus membatasi agama yang besar itu ke dalam pengertian yang sempit dalam dalam kata kata.

“Kita ingin hidup yang barokah, berkah, terberkati. Tapi kalau ada yang bicara pemberkatan terberkati, oh bukan Islam. Mengapa kita batasi agama (Islam, red.) yang besar itu ke dalam pengertian pengertian yang sempit dalam poket galeri, dalam kata kata?. Bukankah do’a yang paling besar adalah kehidupan yang dijadikan do’a?” ujar Mario, yang lantas disambut dengan tepuk tangan pemirsa Talkshow yang ada di Studio saat itu. (Aw/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2729 kali