PONTIANAK, KB1 – Rencana penghapusan subsidi BBM akan sangat berpengaruh pada harga kebutuhan pokok yang dipastikan ikut melonjak. Kondisi ini tentu semakin memberatkan warga kurang mampu, seperti Nurjanah, buruh cuci yang penghasilannya sangat minim.
Nurjanah tinggal di bantaran Sungai Kapuas, Gang Pelita, Jalan Adisucipto, Pontianak Tenggara. Penghasilannya yang tidak seberapa mesti dibagi-bagi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Betapa tidak, wanita yang telah lama ditinggal wafat suaminya ini harus menghidupi keempat anaknya.
“Yee mana gak, upah yang kita dapat hanya seberape, sedangkan sekarang neh harge barang mahal,” kata Nurjanah, kepada kalbarsatu.com, Jumat (14/11/2014).
Yah, kondisi ekonomi keluarga Nurjanah tentu semakin berat jika terjadi kenaikan harga barang yang menjadi kebutuhan pokok. Seperti jika rencana pemerintah menaikan harga BBM. Tentu dampak kebijakan pemerintah tersebut akan ikut melambungkan harga barang di pasaran. Situasi tersebut tentu semakin menambah beban hidup Nurjanah, agar mampu mencari uang lebih untuk menghidupi keluarganya.
“Saye sih ndak pengaruh dengan harge minyak mau naik berape, karene emang ndak pakai. Cume klo harge barang ikot naik, itu yang kite susah,” keluh Nurjanah, dengan logat melayu kentalnya.
Melihat kondisi rumah Nurjanah yang berada di pinggir Sungai Kapuas, bisa dibilang jauh dari kata layak. Ini menandakan bahwa kehidupan ekonomi keluarganya juga jauh dari tingkat kemakmuran. Tidak hanya itu, cobaan yang dihadapi Nurjanah juga semakin berat ketika musibah menghampirinya. Anak bungsunya mengalami cacat fisik akibat ditabrak truk, ketika masih bersekolah dulu.
“Karena itulah die neh jadi putus sekolah, abis kite ndak gak ade duit untuk biaya berobatnya,” ungkap Nurjanah.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, mungkin dampaknya tidak begitu terasa bagi sebagian masyarakat. Apalagi mereka yang berkantong tebal. Namun kondisi tersebut tentu sangat berbeda jika dialami warga yang senasib dengan Nurjanah yang miliki keterbatasan ekonomi. Bukan karena tidak mampu membeli BBM dengan harga baru, karena memang tidak butuh, namun dampak kenaikan harga barang yang tentu sangat memberatkan kehidupan ekonomi mereka. (Wah/02)
Artikel ini telah dibaca 1536 kali