PONTIANAK, KB1 – Kian gencarnya alih fungsi lahan di daerah Pontianak dan Kubu Raya saat ini membuat sektor lain yang berhubungan dengan lahan menjadi terimbas. Dibidang pertanian misalnya, semakin terbatasnya ketersediaan lahan, membuat produksi otomatis menjadi ikut berkurang.
Salah satu yang terpengaruh adalah langsat. Kegiatan proferti yang semakin gencar membuat pohon langsat menjadi tergusur. “Kami di kawasan Sungai Raya Dalam, jumlah pohon langsat ibarat kata kini sudah bisa dihitung dengan jari,” ujar Wak Rahman, salah seorang warga Serdam, kemarin.
Padahal menurutnya, sepuluh tahun silam, di kawasan Serdam banyak bercokol pepohonan langsat dan rambutan. Bahkan ketika musim langsat tiba, Serdam juga ikut menjadi penyuplai langsat di pasar buah yang ada di kota ini. “Tapi kini, kebun langsat sudah berubah jadi perumahan,” ungkapnya.
Menurut Tedi, sala seorang sarjana pertanian di Pontianak, laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota yang semakin tak terbendung di kawasan Pontianak dan Kubu Raya, harus diimbangi dengan agenda memproteksi kegiatan usaha pertanian di daerah ini. Perkebunan langsat salah satu contohnya, karena terlanjur menjadi ikon buah lokal Kalbar, maka penggarapan pengembangannya perlu diseriusi.
Budidaya berkebun langsat secara professional, ungkap Tedi, menjadi solusi terhadap penggusuran lahan kebun langsat yang terjadi besar-besaran saat ini. Sebab jika tidak dilakukan, maka kejayaan langsat daerah ini kedepan hanya akan menjadi cerita anak cucu kita. “Komitmen untuk memajukan buah lokal kan menjadi salah satu agenda pemerintah. Nah, membangun perkebunan terhadpa tanaman yang jumlahnya semakin kritis perlu dilakukan,” urainya.(awr/01)
Artikel ini telah dibaca 1793 kali