PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI DAPAT DI MAKSIMALKAN

Tanaman jagung di Desa Sedau sangat potensial dikembangkan menjadi pangan alternatif. Foto : Tan

PONTIANAK, KB1 – Jagung dan kacang kedelai merupakan dua diantara bahan makanan pokok yang banyak digunakan oleh masyarakat Kalbar dan Indonesia secara umum membuat berbagai aneka olahan pangan. Tak heran tanaman sumber karbohidrad ini menjadi fokus pemerintah untuk dikembangkan melalui program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai atau Upsus Pajale.

Dibanding beras, komoditas jagung dan kedelai memang masih kalah tingkat konsumsinya oleh masyarakat, sentra penanaman dan pengolahannya pun relatif lebih sedikit jumlahnya. Namun jika merujuk pada teori diversifikasi pangan, upaya pengembangan jagung dan kedelai di Indonesia maupun di Kalbar patut menjadi perhatian. Sebab monopoli satu jenis pangan dalam teori tersebut berpotensi menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya kurang terpenuhinya nutrisi serta ancaman kekurangan pangan jika komoditas pangan utama mengalami masalah.

Pakar nutrisi di jurusan Biologi FMIPA Untan, Ari Hepi Yanti, M,Si berpandangan penganekaragaman pangan masyarakat perlu dilakukan, sebab tidak ada satu jenis pangan yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi manusia. Selain itu jenis pangan yang seragam sangat rentan menyebabkan krisis pangan jika suatu saat jenis pangan ini mengalami gangguan.

“Di beberapa negara maju, orang telah memikirkan bagaimana membuat beberapa macam pangan dari jenis yang berbeda, sebab kebutuhan nutrisi tidak bisa diakomodir oleh satu jenis saja, kemudian kalau mengandalkan satu jenis pangan sangat rawan terjadi krisis, misalnya kalau terjadi wabah penyakit padi secara massif, tentu kita akan kelabakan mencari solusinya,” paparnya.

Di Indonesia, tanaman jagung dan kedelai sangat potensial untuk dikembangkan, sebab tanaman ini sudah cukup merakyat dan dikonsumsi dengan berbagai macam olahan menu tradisional. Tanaman ini juga sangat cocok tumbuh hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, tak terkecuali di Propinsi Kalbar. Rendahnya produksi jagung dan kedelai lebih dikarenakan permintaannya yang relatif lebih kecil dibanding beras. Oleh karena itu upaya peningkatan produksi kedua jenis tanaman ini tak lepas dari upaya meningkatkan permintaannya dalam masyarakat.

“Kalau dibanding beras, memang jagung dan kedelai masih dibawah tingkat konsumsinya, untuk meningkatkan produksinya banyak yang harus dilakukan dan memang tidak bisa dalam waktu singkat. Salah satu cara yang mungkin adalah menciptakan menu-menu yang lebih bervariasi agar konsumsi jagung dan kedelai bisa menjadi pangan alternatif masyarakat,” pungkasnya (tan/06).

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1901 kali