SAMBAS, KB1 – Tikus sawah merupakan hewan yang cukup merepotkan dalam bidang pertanian saat menjadi hama yang menggerogoti bulir-bulir padi siap panen. Hewan pengerat ini bersarang dalam lubang-lubang yang mereka buat pada tanah di sekitar sawah. Pergerakannya yang cepat dan lincah membuat para petani kesulitan membasmi hama tikus yang menyerang padi-padi yang mereka tanam.
Namun para petani di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas tak kehabisan strategi saat berperang melawan hama tikus. Mereka menghadapinya dengan cara bergotong royong, berbagi tugas dan kompak melaksanakannya. Setiap hama tikus mulai menyerang pada musim kering, para petani di desa ini juga mulai mengatur rencana perlawanan.
“Menangkap tikus sawah tidak bisa dilakukan sendiri, buang-buang waktu dan tenaga saja, sebab mereka lebih cepat dan lincah. Makanya kalau menangkap tikus kami di sini selalu ramai dan bergotong royong, ada yang mengejar dan yang lain menunggu di depan lubangnya sambil bawa kayu,” cerita Kartini petani di Kec Semparuk.
Kegiatan menangkap tikus dengan cara gotong royong ala petani Semparuk tak hanya memberikan hasil yang maksimal. Pekerjaan seperti ini juga memberikan manfaat lain, solidaritas dan keakraban diantara sesama petani jadi semakin erat, alhasil pekerjaan membasmi hama mereka lalui dengan gembira.
“Kalau gotong royong udahlah ndak capek, kita juga jadi lebih akrab sesama petani, kalau ada pendatang atau keluarga baru yang tinggal di sini, biasanya jadi lebih akrab saat nangkap tikus bareng,” ujar wanita yang akrab dipanggil Tini ini (tan/06).
Artikel ini telah dibaca 1548 kali