PONTIANAK, KB1- Beberapa warung makanan yang ada di Kota Pontianak belum berani menaikkan harga. Padahal kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram sangat berdampak pada naiknya biaya produksi.
“Iya kami belum berani naikkan harga takut pelanggan berkurang,” ungkap Neny (38) pemilik warung makan di Jalan Perdana kepada Kalarsatu.com.
Neny mengakui meski harga gas elpiji 12 kilogram naik, namun dirinya enggan menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Menurutnya dibandingkan gas elpiji 3 kilogram, gas elpiji yang 12 kilogram jauh lebih efisien.
Lain halnya dengan Dwi (40) pemilik warung makan di Jalan Sepakat mengaku terkejut lantaran tidak mengetahui gas elpiji 12 kilogram sudah naik.
“Saya tidak tahu ada kenaikan gas elpiji 12 kilogram, pada saat membeli gas tiba-tiba sudah harga baru,” jelasnya.
Awalnya Dwi ingin pindah ke elpiji 3 kilogram, tetapi barang tersebut justru langka dipasaran. “Ya terpaksa gunakan gas elpiji 12 kilogram meski naik namun tetapi memang kebutuhan kita sebagai rumah makan,” jelasnya.
Sebelumnya per 3 Januari 2014 Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi ukuran 12 Kg sebesar Rp 1.500 per kilo gram (Kg). Jika ditambah dari harga dasar sebelumnya Rp 7.569 per Kg, maka harga elpiji setelah mengalami kenaikan menjadi Rp 9.069 per Kg. (Sai/03)
Artikel ini telah dibaca 1444 kali