KalbarOke.Com – Kabar mengenai dimulainya fenomena Aphelion pada 8 Juli 2025 yang beredar di masyarakat ternyata tidak benar. Pusat informasi astronomi menegaskan bahwa fenomena Aphelion 2025 sebenarnya sudah terjadi pada tanggal 4 Juli 2025 pukul 02.54 WIB.
Fenomena Aphelion adalah peristiwa astronomi tahunan ketika Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari dalam jalur orbitnya yang berbentuk elips. Istilah “Aphelion” sendiri berasal dari bahasa Yunani, dengan “apo” berarti jauh dan “helios” merujuk pada Matahari.
Memahami Aphelion dan Dampaknya
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa poin penting mengenai fenomena Aphelion:
• Orbit Elips Bumi: Tidak seperti yang mungkin dibayangkan, Bumi tidak mengelilingi Matahari dalam lingkaran sempurna. Bentuk orbitnya yang sedikit lonjong atau elips menyebabkan jarak Bumi ke Matahari bervariasi sepanjang tahun.
• Peristiwa Tahunan: Aphelion merupakan fenomena rutin yang terjadi setiap tahun, umumnya di awal bulan Juli. Kebalikannya adalah Perihelion, di mana Bumi berada pada titik terdekat dengan Matahari, yang biasanya terjadi di awal Januari.
• Jarak Terjauh: Saat Aphelion, jarak antara Bumi dan Matahari mencapai sekitar 152 juta kilometer, atau sekitar 5 juta kilometer lebih jauh dari jarak rata-rata Bumi ke Matahari.
• Tidak Terlihat Mata Langsung: Aphelion bukanlah peristiwa langit yang bisa diamati secara langsung. Ini adalah perubahan posisi Bumi dalam orbitnya yang hanya dapat diketahui melalui perhitungan dan pengamatan astronomi.
• Tidak Berdampak Signifikan pada Cuaca: Meskipun jarak Bumi ke Matahari lebih jauh, fenomena Aphelion tidak menyebabkan perubahan suhu ekstrem atau cuaca buruk di Indonesia. Penurunan suhu yang mungkin dirasakan di Indonesia, khususnya pada bulan Juli, lebih banyak disebabkan oleh faktor angin muson. Angin ini membawa massa udara dingin dan kering dari Benua Australia, yang secara alami menurunkan suhu udara.
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu merasa khawatir berlebihan mengenai fenomena Aphelion ini. Ini adalah peristiwa alamiah dan rutin yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari atau menyebabkan kondisi cuaca ekstrem.
Artikel ini telah dibaca 88 kali