Ibu Majelis Taklim Cium Ubun Anak Yatim. Peringati Hari Asyuro

PONTIANAK, KB1- Majelis Taklim Azzahro, Kelurahan Siantan Engah, Pontianak Utara memperingati hari Asyura, yang jatuh pada 10 Muharam di Pondok Pesantren milik M Juhairi.

Adapun yang menarik dari peringatan hari Asyura sendiri. Puluhan ibu rumah tangga yang hadir di aula pesantren, selain menggelar pengajian, juga mengkhususkan waktu untuk menyantuni dan membahagiakan anak yatim. Selain memberikan santunan berupa uang pembinaan dan sembako, para ibu rumah tangga ini satu –persatu menyalami sambil mencium ubun-ubun anak yatim.

Ketua Majelis Taklim Assahro, Farida Ahmad mengatakan kegiatan ini rutin digelar setiap tahunnya, berkah dari kerjasama UPK Khatulistiwa dan Majelis Taklim Azzahra itu sendiri.

Meski berlangsung sederhana, tapi makna dari peringatan Asyuro adalah mendekatkan diri kepada Allah, serta saling berbagi, khususnya para anak yatim dari keluarga kurang mampu.

Ia juga menyebutkan, makna mencium ubun-ubun anak yatim dilakukan para ibu majelis taklim adalah semata-mata hanya ingin menaikkan derajat orang tersebut ke surga setiap kali memberikan santunan kepada anak yatim itu sendiri.

Makna lainnya, secara tidak langsung, Farida juga mengajarkan dan mengajak para ibu dan warga lainnya agar tidak lupa menyantuni anak yatim agar menciptakan diri dengan rasa simpati dan empati kepada sesama.

“Terkadang kita dalam kehidupan bermasyarakat, selalu menanamkan rasa simpati kepada sesama, tapi kita juga harus menanamkan rasa empati kepada orang lain. inilah makna dari hidup kebersamaan,” tuturnya.

Peringatan hari Asyura sendiri, selain diisi dengan khasidah dan pengajian, juga diisi dengan siraman rohani yang disampaikan ustad M Juhari. Dalam tausiahnya, Juhari menyampaikan makna berbuat baik dan mengasihi anak yatim adalah amalan yang berpahala tinggi.

Mengasihi anak yatim, menyantuni mereka, memberikan kebutuhan-kebutuhan mereka juga termasuk amal kebaikan yang baik untuk dikerjakan pada bulan Muharram ini, sebagai bentuk pemuliaan terhadapnya. Hanya saja, dalam praktiknya, tidak semua orang bisa memaknai hari Asyura, sebagai hari raya anak yatim.

“Inilah yang ingin kita sampaikan kepada umat muslim lainnya. Bagaimana menanamkan nilai empati kepada sesama, bagaimana makna memberikan sesuatu kepada orang lain lebih mulai dibandingkan dengan meminta. Terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan,” tuturnya. (ags/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1560 kali