PONTIANAK, KB1 – Pantauan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Supadio Pontianak terdapat 124 titik api yang tersebar di Kalimantan Barat, Jum’at (04/09/2015). Angka ini menurun dari awal pekan lalu yang mencapai 400-an titik api. Celakanya, kualitas udara pada jam-jam sibuk aktivitas masyarakat sudah masuk level tidak sehat.
“Dibandingkan beberapa hari lalu, jumlah titik api mengalami penurunan. Awal pekan lalu misalnya, titik api di Kalbar sempat mencapai angka empat ratusan titik. Kini jumlah titik api ada 124 dan terbanyak di Ketapang,” kata Dina Ike Ayu, Prakirawan BMKG Supadio Pontianak.
Gas karbon dan partikel abu hasil pembakaran menyebabkan penurunan kualitas udara dan mengurangi jarak pandang akibat kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya. Bahkan ISPU di daerah ini sudah pada batas yang tidak sehat.
“Akibatnya kualitas udara memburuk dan dilihat dari ISPU yang terukur oleh Badan Krimatologi di Jungkat pada 2 hari lalu, ISPU terburuk terjadi pada pukul 7 pagi sampai 7 malam,” jelas Dina.
Musim kering yang terjadi di Kalimantan Barat sering disertai musibah kabut asap. Kabut asap ini berasal dari lahan yang terbakar baik diduga sengaja maupun tidak. Akibat gas hasil pembakaran dan partikel-partikel lain yang terlarut dalam udara menyebabkan penurunan kualitas udara yang ter-ukur melalui Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Berdasarkan catatan BMKG, kualitas udara pada jam sibuk sudah masuk level tidak sehat. (Tan/02)
Artikel ini telah dibaca 1785 kali