PONTIANAK, KB1 – Terbongkarnya peredaran tahu berformalin di sejumlah pasar tradisional akibatkan merosotnya penjualan makanan dari kacang kedelai ini di Kota Pontianak. Dampak serius tersebut dirasakan pabrik pembuatan tahu di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara.
“Penjualan tahu kita jadi anjlok, omzet kita turun sejak kasus ditangkapnya ribuan tahu berformalin beberapa waktu lalu,” keluh Ahai, pemilik usaha pembuatan tahu, Selasa (28/10/2014)
Ulah segelintir pengusaha nakal dalam bisnis pembuatan tahu menggunakan formalin, berdampak buruk bagi pengusaha lainnya di Pontianak. Padahal tidak semua produksi tahu menggunakan bahan berbahaya tersebut. Namun masyarakat selaku konsumen, sudah terlanjut takut mengkonsumsi tahu.
“Masyarakat mungkin mengira semua pabrik pakai bahan itu (formalin,red), padahal tahu kita tidak pernah pakai bahan begituan. Kita jualnya murni aja tidak mengada-ada,” sesal Ahai.
Meski demikian, Ahai mengaku akan tetap memproduksi tahu sebagai menopang hidup bagi keluarganya. “Yah mau diapakan lagi, kita bertahan aja lewati proses ini. Lama-lama warga juga mengerti mana tahu yang baik untuk dikonsumsi. Intinya saya tidak jual tahu pakai formalin,” jelasnya.
Ahai berharap agar pemerintah juga turut andil dalam mensosialisasikan perbedaan mana tahu yang mengandung formalin dan yang tidak. Agar tidak berdampak buruk pada pemilik usaha tahu lainnya. “Kalau bisa jangan ada lagi-lah bisnis seperti itu, pemerintah harus bisa cepat mencegahnya. Karena kan kita juga yang jadi susah,” harapnya. (dik)
Artikel ini telah dibaca 1760 kali