PONTIANAK, KB1 – Pasca peristiwa pemukulan yang dialaminya, Chandra Andreas siswa kelas 10 SMA Taruna Bumi Khatulistiwa kini mengalami trauma dan gangguan pendengaran. Bahkan prilaku korban berubah berubah dari yang dulunya ceria dan bersemangat kini menjadi murung dan pendiam.
Paman korban Niko Jehalut mengatakan, peristiwa pemukulan dialami Chandra Andreas memberikan efek trauma pada psikologisnya. Tingkah laku Chandra pasca kejadian pemukulan berubah drastis. Dimana keponaknnya yang dahulu selalu bersemangat kini lebih banyak diam dan murung serta lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar.
“Kini dia diamankan di rumah saya karena traumanya sangat berat, dulu dia lincah ceria tapi sekarang lebih banyak diam, makan juga kalau disuruh baru dia mau makan. Jadi saya dan istri terus menyemangatinya,” ujar Niko.
Tidak hanya trauma, lanjut Niko, korban kini mengalami gangguan pendengaran karena kurang dapat mendengar suara dari jarak jauh. Chandra juga dikatakan mengalami rasa sakit saat batuk dan bersin. Untuk memulihkan cedera keponakannya itu, Niko telah dua kali membawa Chandra berkonsultasi dengan Dokter Spesialis THT.
“Pendengarannya terganggu, kalau dari jarak agak jauh tidak kedengaran olehnya, saat ngomong dari jarak dekat pun kita harus perlahan bicaranya agar dia bisa menangkap suara kita,” kata Niko.
Seperti diberitakan sebelumnya, cedera dan trauma yang dialami chandra merupakan akibat dari pukulan keras yang mengenai telinga sebelah kirinya. Pukulan keras tersebut menyebabkan gendang telinga korban pecah. (Tan/02)
Artikel ini telah dibaca 1590 kali