Udara Katagori Bahaya, BLH Imbau Siswa Batasi Aktivitas Luar Rumah

PONTIANAK, KB1- Warga di Kota Pontianak mulai mengeluhkan dampak dari kabut asap yang sudah menyelimuti Kota Pontianak, dua pekan terakhir ini. Wiwik (31), warga Nipah Kuning misalnya. Pegawai negeri di Pemprov Kalbar ini terpaksa harus mengenakan masker untuk menghindari sesak napas semakin parah.

“Minggu lalu saya sudah sesak napas. Makanya saya pake masker. Takut sesaknya kambuh,” kata Wiwik, kepada kalbarsatu.com.

Begitu juga dialami dengan Reza (12). Bocah yang tinggal di Gang Sues, Jalan Tanjungpura ini mengakui panik jika sudah musim kabut asap. “Biasanya kalau sudah kabut asap, sesak napas saya kambuh lagi. Saya juga tidak boleh main ke luar rumah sama mamah,” katanya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pontianak, Multi Junto Bhatarendro, menerangkan, Indeks Standar Pencemar udara (ISPU) di wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir dalam kategori berbahaya.

“ISPU di tempat kita berbahaya. Tidak baik untuk kesehatan. Kita berharap ada koordinasi dengan pihak terkait. Kita juga memberikan himbauan pada warga yang bekerja malam, karena cuaca tidak baik di wilayah ini. Warga dihimbau untuk memakai masker,” terang Multi kepada vivanews, saat ditemui di ruang kerjanya.

Multi mengatakan, ibu-ibu hamil juga sangat berbahaya kena dampak pekatnya kabut asap. “Bahaya jika kabut asap pekat ini dihirup. Kita berharap segera hujan di Pontianak. Kami menganggap kabut asap ini tidak sehat,” kata Multi.

Kabut asap dan pekat ini sampai sekarang belum terlihat penanganan serius oleh pemerintah daerah. Bahkan upaya Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) untuk memadamkan titik api melalui udara memang belum juga tersampaikan. Harapan warga hujan turun lebat juga belum terlihat.

Data Badan Metreologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar merilis, Jumat 10/10/2014 ini, sebagian Kota Pontianak dan Kubu Raya alami hujan ringan. Tapi hujan ringan belum cukup menghilangkan kabut asap yang ada.
Sebelumnya Kepala BPBD Kalbar, TTA Nyarong menyebutkan kabut asap disebabkan masih ditemukan titik api di Kabupaten Ketapang dan Kalteng. Ia menuturkan, jumlah titik api di Kalbar sebanyak 153. Terbanyak hospotnya di Ketapang yaksi sebanyak 139 titik.

Sekretaris Daerah Kalbar, M Zeet menyatakan dalam waktu dekat akan menyiapkan surat resmi ke Pemkab Ketapang agar menyiagakan Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan. “Supaya mereka mampu mengatasi kebakaran lahan yang terjadi,” kata M Zeet, dikutip antarakalbar.

Kembali ke Multi, Kepala BLH Pontianak ini mengaku, pihaknya berkoordinasi terkait persoalan kabut asap pekat yang melanda Bumi Khatulistiwa. “Saya biasa melakukan rapat koordinasi dengan pihak sekolah jangan banyak keluar siswanya, minimal memakai masker. Jangan malu memakai masker, karena masker itu sangat penting,” katanya, kepada vivanews. (red)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1639 kali