AKIBAT KABUT PELANGGAN KULINER KAKI LIMA SEPI

PONTIANAK, KB1 – Bencana kabut asap yang melanda Kota Pontianak turut berimbas pada perekonomian masyarakat. Sejumlah pedagang kali lima yang berjualan kuliner di tempat terbuka mengaku pendapatannya jauh menurun karena pembeli yang berkurang. Alhasil mereka menyikapi hal tersebut dengan cara mengurangi dagangannya dibanding hari biasenya.
Para penjual makanan di tempat terbuka dalam Kote Pontianak turut merasakan dampak dari kabut asap yang hingga saat ini masih tebal. Konsumen mereka yang biasenya ramai memenuhi tempat mereka berjualan dan makan di lokasi tersebut kini tampak sepi karena khawatir terserang penyakit akibat udara yang kotor. Riny seorang penjual bubur di Jalan HRA Rahman Pontianak Barat mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi kondisi ini, ditengah kabut asap dirinya tetap berjualan menanti pelanggan yang kian hari semain sepi. “Biasenya ramai, tidak seperti saat ini jaoh sekali bedanya, mungkin orang takut untuk makan diluar, takut kena batuk lah, mata pedaslah” ceritanya kepada kalbarsatu pada Kamis (17/9/15).
Demikian pula yang dirasakan Jumiati seorang penjual gado-gado di jalan Pancasila Pontianak Barat, pemjualannya juga jauh merosot dibanding hari-hari biasa. Saat ini dagangannya sering bersisa, padahal biasenya selalu habis karena pembeli yang ramai. “Hampir separo Bang berkurangnya, biasanya pembeli sampai ngantri sekarang lihat aja sendiri sepi kayak gini, seminggu lebih dah kondisi seperti ini”, ceritanya.
Menyikapi hal tersebut, para pedagang makanan ini terpaksa mengurangi jumlah dagangan mereka. Bahkan beberapa dari mereka mengurangi julan hingga setengah dari hari biasenye. Dengan begitu pendapatan mereka juga sangat menurun (zak/06).

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1514 kali