PONTIANAK, KB1 – Kekumuhan dan tak adanya aliran listrik di pasar Dahlia Pontianak membuat pemilik kios enggan berjualan. Keadaan ini membuat kondisi pasar tradisional yang terletak di jalan H. Rais A. Rahman, Sungai Jawi semakin hari semakin sepi. Meski pemerintah Kota Pontianak memberikan gratis selama satu tahun kepada pemilik kios, tetap saja sebagian besar pemilik kios enggan menempati untuk melakukan aktivitas perniagaan.
Meski pemkot memberikan bantuan gratis selama satu tahun kepada para PKL pasar dahlia, tetap saja kios yang diberikan tak dipakai karena alasan sepi. “Sebenarnya kios kios di pasar ini ada yang punya, tapi karena disini kumuh, jadinya tak dipakai mereka,” ungkap Ior salah seorang pedagang. Ditambah lagi tak adanya aliran listrik, membuat waktu dan kegiatan berdagang mereka menjadi terbatas. “Jika hari mulai petang dan gelap sejumlah pedangang tak bisa berbuat apa apa dan memilih untuk menutup kios,” tambah ior.
Hal yang sama diungkapkan Mashuri, pedagang pakaian di pasar yang berdiri dua lantai ini. “Ada yang berminat untuk mengontrak kios, tapi setelah tau listriknya tak ada mereka akhirnya memilih tempat lain,” ujar Mashuri selaku pedagang lama di pasar Dahlia.
Upaya walikota Pontianak Sutarmidji untuk menghidupkan suasana sebenarnya sudah dilakukan, dengan menjadikan pasar ini sebagai central perdagangan batu cincin. Sejumlah pedagang dan pengrajin pengasah batu mulai menempati lantai dua sejak beberapa pekan lalu. Akan tetapi jika hal ini tak menjadi perhatian pemkot, maka bukan tak mungkin pasar yang cukup strategis di tengah pemukiman padat penduduk ini kian hari menjadi sepi. Sepi dari pembeli karena kumuh dan sepi ditinggal pedagang karena sumber daya listrik tak memadai. (zaky/05)
Artikel ini telah dibaca 1511 kali