Selamatkan Hutan Kami Dimulai Aksi Dini. Boros Penggunaan Energi— (2)

PONTIANAK, KB1- Uji tren terhadap suhu udara dan curah hujan di Kalimantan Barat yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Siantan, Pontianak menunjukkan, ada tren peningkatan suhu dan curah hujan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu belakangan ini.

“Untuk suhu, ada tren kenaikan 0,01 derajat celcius pertahun,” kata Prakirawan BMKG Siantan, Luhur Puji Prayitno. Menurut Luhur, bisa disimpulkan bahwa pemanasan global dan perubahan iklim memang sudah ada di depan mata.

“Selang kering yang cukup panjang yang dialami wilayah Kalimantan Barat dikarenakan adanya anomali iklim. Anomali iklim ini sedang dicari dan dianalisis oleh BMKG. Yang terkena anomali iklim ini bukan hanya di Kalbar, tetapi juga di wilayah lain seperti, Riau, Jambi dan Bengkulu,” ujarnya.

Perubahan suhu dan curah hujan sendiri sangat berdampak pada berbagai bidang. Salah satunya sektor pertanian. “Jika kondisi cuaca dan musim semakin tak menentu, produktifitas hasil pertanian juga akan terganggu,” tuturnya.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Ke depan, kehidupan manusia akan semakin terancam jika pemanasan global terus meningkat. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global. Pertama, berusaha menyelamatkan lingkungan dengan berbagai cara. Sebut saja mengurangi penggunaan bahan bakar kendaraan, menghemat penggunaan listrik, atau cara yang paling sederhana mengurangi penggunaan kertas.

“Kita tentu tidak bisa melawan adanya pemanasan global atau perubahan iklim. Namun cara kita dalam memperlakukan alam bisa diubah. Kita harus mempraktekkan cara-cara hidup yang ramah lingkungan,” tambah aktivis lingkungan, Deman Huri Gustira.

Hal senada dilakukan Windy Chintia, Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Gadis muda ini mengaku enggan membeli air dalam kemasan. Jika sedang berada di luar dia lebih memilih membawa air dari rumahnya.

Tujuannya untuk mengurangi penggunaan botol plastik. “Botol plastik itu salah satu benda yang sangat sulit diurai. Pembuatan botol ini juga memerlukan energi yang cukup besar. Alangkah baiknya jika kita mengurangi penggunaan botol ini. sehingga bisa mengurangi dampaknya di kemudian hari,” jelas Windy.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Aktivis lingkungan, Hermayani Putera, mengatakan, upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global adalah dengan menghemat penggunaan energi. Dia menilai, masyarakat masih terlalu boros dalam penggunaan energi. “Malam hari misalnya, banyak lampu yang meski tak digunakan,” Hermayani memberi contoh.

Masyarakat perkotaan adalah konsumen terbesar pengguna energi. Dibandingkan masyarakat pedesaan, energi yang digunakan masyarakat perkotaan jauh lebih besar “Berapa banyak listrik dan bahan bakar yang telah dihabiskan masyarakat perkotaan? Itu semua semestinya bisa dikurangi. Caranya dengan melakukan penghematan. Contoh kecil, kita bisa mematikan lampu yang tidak digunakan,” pungkasnya. (Dina Prihatini Wardoyo)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 9053 kali